Apakah Penyebabnya Kita Mudah Terprovokasi dan Termakan Propaganda?Yuk Luangkan Waktu Sebentar Untuk Membacanya!



BANDARPOKER - Hiruk pikuk menjelang pilkada serentak, terutama pikada rasa pilpres di DKI Jakarta mau tidak mau menyita waktu dan pikiran negara, seharusnya bisa melakukan hal-hal lain yang lebih berguna untuk kepentingan rakyat itu sendiri, ini malah mengurusi kekisruhan yang dibuat oleh rakyat itu sendiri karena terlalu mudah nya terprovokasi.

Mungkin teman-teman pembaca sering membaca status-status orang yang dianggap sebagai tokoh idola, dari kata-kata yang indah, kata-kata yang memotivasi, sampai kata-kata ajakan secara tidak langsung. Selain itu berita-berita baik berupa tautan website, gambar sampai video pun berlalu lalang.


Saya pengamat kelas coro yang kini sedikit menelantarkan dunia hewan, tumbuhan sampai dunia setan demi mengamati dunia maya yang begitu berpengaruh besar bagi kejiwaan penghuni dunia yang bernama manusia.

Saya tertawa namun juga sedih ketika fenomena like, share, ketik amin, auto surga, konyol lagi, ada gambar ular di suruh “ketik angaka 1 dan liat apa yang terjadi “ , dan anehnya yang mengetik angka 1 banyak. Fenomena itu menunjukan betapa MALASNYA sebagian orang untu berfikir kritis.


Terlalu mengidolakan sesuatu, baik itu sebuah tokoh sampai dengan mengidolakan sebuah konsep pemikiran dan ajaran akan menimbulkan sifat kritis memudar dan bahkan hilang dari kita. Terlalu menbenci sesuatu pun berakibat sama karena hanya melihat hal buruknya saja tanpa melihat hal baiknya. Istilahnya , bagaimana kita mau melihat sebuah kubus, jika kita hanya melihat disatu sisinya saja?

Jadi jangan heran jika disaat pemilihan umum, dua tokoh idola sudah bersatu, tetapi pengikutnya masih ribut saling memaki sana-sini.

Hilangnya sifat kritis itu sangat berbahaya, ibarat kata dapat mengakibatkan para pengikut atau pengidola “ bagaikan kerbau dicucuk hidungnya”, terhipnotis oleh semua perkataan yang di idolakan, walaupun terkadang ada propaganda terselebung didalam setiap perkataan sang idola itu.

Hilangnya sifat kritis, dan hanya mau mempercayai hal yang ingin dipercayai saja ini yang memudahkan kita untuk diprovokasi dan gampang termakan olah propaganda, dengan istilah lain, jika yang ngomong si Pak ukur maka omongannya laksana nabi dan itu pasti benar, walaupun nanti terbukti hoax, itu urusan lain, tetapi jika yang bilang pak owi itu pasti salah, walaupun itu masuk akal dan disertai dengan data dan fakta, pokoknya tetap salah.

Eh ngomong-ngomong hilangnya sifat kritis dan males mikir akibat mengidolakan tokoh-tokoh tertentu secara membabi buta, sehingga malas untuk berfikir kritis. Yuk langsung saja kita belajar matematika.

Ini hanya contoh ya, tidak bermaksud untuk menghina, mungkin teman-teman pembaca bisa melihat berapa orang yang like pernyataan dari instagram anisayudhoyono ini, like disini saya asumsikan yang setuju, dan mengamini bahwa pernyataan anisa itu benar. Inti PERNYATAANNYA adalah 1 trilyun dibagi 10 ribu sama dengan 50 juta dan yang like banyak lohhh ( like=setuju)…

Apakah Benar ?

Selain itu juga ada nih, terkait KASUS buni yani, walaupun yang membuat pernyataan bukan tokoh, tetapi karena pernyataannya menyangkut tokoh idola, maka pernyataan itu di like saja tanpa di pikir dahulu, ( like=setuju).


Intinya kita boleh mengidolakan sesuatu, tetapi ada baiknya sifat berfikir kritis tetap ada, jangan hanya meyakini yang ingin diyakini saja. Jika menurut pembaca bagaimana?






-----------------------------
TERPERCAYA dan TER BESAR Se-ASIA
Bonus :
* Bonus New member Deposit 20%
* Bonus rollingan 0.5%
* Bonus Referensi 20%
~~ 6 Game Dalam 1ID ~~~ 
BANDAR POKER | ADUQ| POKER| BANDARQ | DOMINO QQ | CAPSA 
Contact person :
PIN BB : 2AF5D7C2
Telpon : +855 98 939 688
WHATSAPP : +855 98 939 688

Segera Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga Di LAZADAPOKER

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment